HIMGANDRUNG

HIMPAUDI KABUPATEN BANYUWANGI.

Minggu, 05 Mei 2013

BANGKITNYA GENERASI EMAS INDONESIA




Bangkitnya Generasi Emas Indonesia”
Dalam pidatonya menteri pendidikan nasional Mendiknas Mohammad Nuh pada peringatan Hari pendidikan Nasional tahun 2013 mengatakan, pendidikan karakter tidak hanya untuk membangun karakter pribadi berbasis kemuliaan semata, tetapi secara bersamaan juga bertujuan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa, yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara, kemdiknas memberi tema Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa
          Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa ,Tema ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang selalu  kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik
variasinya menjadi penting dan mutlak.  Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.
Di sisi lain, kita juga memahami dan menyadari tentang tantangan global dan internal yang sedang dihadapi, yang mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumberdaya alam dan manusia (bonus demografi) yang luar biasa besarnya. Demikian juga kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh karena itu, dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta semangat kebersamaan, Insya Allah cita-cita mulia itu bisa kita wujudkan.
Bersamaan dengan gerakan pendidikan berbasis karakter, sekaligus kita siapkan generasi Indonesia 2045 yaitu pada saat menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Dan itu harus kita mulai dengan memberikan perhatian khusus pada Pendidikan Anak Usia Dini. Merekalah, nantinya yang akan melanjutkan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Ajakan kepada para pemangku kepentingan pendidikan, terutama Kepala Sekolah, Guru, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Dosen, harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan perundangan.
Perhatian lebih itu bisa dalam bentuk memberikan ruang aktivitas yang positif, sehingga bisa dicegah tumbuhnya pemikiran dan perilaku destruktif, anarkis, kekerasan dan radikalisme.
Dalam  memperingati hal tersebut, kita tidak ingin peringatan Hari Pendidikan Nasional 2013 hanya sebagai seremoni biasa, tetapi kita ingin wujudkan dalam kegiatan nyata. Pendidikan berbasis karakter kita jadikan sebagai gerakan nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Seperti yang telah diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kecamatan Tegalsari , pada Hari Sabtu 4 Mei 2013 yang bertempat di MI NU Tegalsari . Melalui peringatan Hari Pendidikan Nasional Menggelar GEBYAR SENAM BERSAMA. Yang di hadiri oleh Ketua Himpaudi Kabupaten dan Pengurus,  segenap Pendidik PAUD dan  peserta didik  dari 9 lembaga PAUD yang ada di Tegalsari . Dimana dalam kegiatan yang sangat meriah, serta antusias dukungan dari wali murid dan pendidik menambah kemeriahan suasana. Anak anak bersemangat untuk ingin menunjukkan kebolehan bakatnya tampil dipanggung.
Apresiasi Kreatifitas anak-anak dari PAUD Tegalsari selain senam bersama, ditampilkan juga tari, puisi, dan menyanyi.  Melalui peringatan itu Pula  dalam sambutannya Ketua Himpaudi Kecamatan Tegalsari, Ibu Kasiyati, S.Pd mengajak pendidik , walimurid dan komponen yang ada di Kecamatan, untuk  secara bersama-sama terus-menerus berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan  kualitas guru  agar dapat menciptakan generasi berprestasi atau generasi emas. Untuk orang tua/wali  dimohon  perhatian dan pendampingan lebih besar kepada anak anak kita dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman. Dra.Tri Astuti, M.Pd dalam sambutannya ungkapkan kata bijak “Semai dan tanamlah biji dari tumbuhan yang kamu miliki meskipun kamu tahu esok akan mati.” dan “Siapa yang menanam, dia yang akan memetik”. Marilah kita berlomba-lomba menanam kebaikan. Insya Allah kita dan anak cucu kita akan memperoleh kebaikan itu. Dan . Semoga apa yang kita darma baktikan dalam dunia pendidikan selama ini, termasuk bagian dari amal kebajikan . semoga pendidikan kita semakin berkualitas dan semakin terbuka aksesnya bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar